Makalah Psikologi Pendidikan. Pengertian, Manfaat dan Hambatan Jika Tidak Menerapkan Psikologi Pendidikan



Psikologi Pendidikan

MAKALAH
  PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Dra Sariana Marbun, M.Pd

Disusun oleh
Kelompok 1
    Tri Lande                      (2161111047)
    Syahfira Batubara         (2161111043)
    Siti Choliah J. Tarigan   (2161111041)
    Yola Ayuningtyas          (2162111008)

     Kelas             : Reguler Dik B 2016


 

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
201
7



KATA PENGANTAR
Tidak ada kata lain yang lebih utama untuk  kami ucapkan selain puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga, kami mampu menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan ini. makalah Psikologi Pendidikan ini  disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Semester 2 pada program studi Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Medan.
Makalah ini berjudul Psikologi Pendidikandan disusun untuk membahas tentang pengertian Psikologi Pendidikan, manfaat penerapan Psikologi Pendidikan saat mengajar serta hambatan dalam mengajar bila tidak menerapkan Psikologi Pendidikan. Kami berharap semoga makalah Psikologi Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi kami serta bagi Mahasiswa khususnya prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama kepada Ibu Dra Sariana Marbun, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan tepatnya di kelas Pendidikan Reguler B.

Medan, Februari 2017

                                                                                                                               Penyusun









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3  Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Psikologi Pendidikan.......................................................................2
2.2  Manfaat Penerapan Psikologi Pendidikan Dalam Mengajar...............................5
2.3  Manfaat Penerapan Psikologi Pendidikan Bagi Pendidik...................................5
2.4  Manfaat Penerapan Psikologi Pendidikan Bagi Peserta Didik............................6
2.5  Hambatan Jika Tidak Menerapkan Psikologi Pendidikan Dalam Mengajar........7
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan......................................................................................................11
3.2  Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
           Manusia adalah mahluk sosial, yang kesehariannya selalu berintraksi dengan mahluk lainnya. Baik itu sesama manusiaatau lingkungan sekitar nya. Dari sifat sosialnya inilah yang membawa pengaruh terhadap berbagai aspek dari kehidupannya, disadari ataupun tidak disadari. Sebagai contoh: orang tua kita dalam mendidik kita kadang terpengaruh oleh orang tuanya ketika mendidiknya, atau seorang guru yang menganut faham gurunya dalam mendidik muridnya.
Dari pengaruh itulah, kadang tanpa disadari kita telah mempelajari psikologi. Yang mana psikologi adalah disiplin ilmu yang didalamnya mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan perilaku. Maka sudah sewajarnya kalau Rita L. Atkinson mengatakan kalau “Tidak ada orang masa kini yang mengaku tidak mengenal psikologi”. Maka dari itu penulis mencoba untuk menulis makalah ini, yang didalamnya menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan psikologi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?
2.      Apa sajakah manfaat penerapan psikologi pendidikan dalam mengajar?
3.      Apa sajakah manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi pendidik?
4.      Apa sajakah manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi peserta didik?
5.      Sebutkan hambatan-hambatan apa saja yang terjadi jika tidak menerapkan psikologi pendidikan dalam mengajar?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas harian mata kuliah. Selain itu diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang :
1.      Pengertian psikologi pendidikan
2.      Manfaat penerapan psikologi pendidikan dalam mengajar
3.      Manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi pendidik
4.      Manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi peserta didik
5.      Hambatan jika tidak menerapkan psikologi pendidikan dalam mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan prilaku atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik sebagai individu maupun kelompok dalam hubungan dengan lingkungannya. Tingkah laku berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, yang disadari maupun tidak. Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai nilai tentang karakter.
Namun, definisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni, ilmu yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.
Menurut Dakir (1993) psikologi pendidikan adalah ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Muhibbinsyah (2001) psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka & tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan lingkungannya dalam proses pembelajaran.
Woolfolk,2007. Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan meningkatkan proses belajar dan pembelajaran. Definisi lain mengatakan bahwa psikologi pendidikan mengembakan pengetahuan dan metode untuk mempelajari proses belajar mengajar pada situasi kesehatian 
Santrok 2007 mendefinisikan bahwa psikogi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri oada pemahaman tentang proses belahar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.
William james dan john dewey adalah printis penting psikologi pendidikan demikian juga dengan E.L.Thorndike dan Deway mengemukakan bahwa anak adalah pembelajaran aktif, pendidikuntuk semua anak, penekananya pada adaptasi anak terhadap lingkungannya dan cita cita demokratis agar semua anak mendapatkan pendidikan yang baik.

 Psikologi pendidikan menjadi sangat penting karena mengajar terkait dengan sains dan seni. Dari segi sains, psikologi pendidikan memberikan informasi yang berharga. Seorang guru ahli dan propesional akan mendasari semua prilaky mengajar dengan landasan teori dan riset sehingga pengetahuan dan keterampilannya mendidik melebihi pandangan orang awam.
Proses belajar diartikan berlangsungnya aktivitas maksudnya informasi melalui panca indra yang menghasilkan pembaharuan pada kognitif dan atau pada prilaku. Proses belajar diartikan dalam sebuah pengalaman interaksi antara individu dengan pendidikan dan memberi dampak terhadap perolehan sesuatu yang baru melalui alat indra pada kognitif dan atau prilaku.
        Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai dengan tingkat manusia. Misalnya, jika ingin mengajar sesuatu pada seseorang maka perhatikanlah perkembangam kognitifnya. Kalau usianya masih 5 tahun maka lakukanlah pembelajaran sambil bermanin. Tapi jika sudah berusia remaja dapat dilakukan diskusi kelompok.
Dan menurut piaget baru taraf para opresional, sehingga belum mampu berfikir sesuatu yg abstrak. Berbeda dengan remaja SMA kemampuan berpikir sudah sampai pada oprasional formal, sehingga mampu berfikir sesuatu yang abstrak.
Kemudian, pendidikan pada hakikatnya adalah pemolaan pengaruh terhadap peserta didik. Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak sistematis. Pembelajaran yang dilakukan disekolah merupakan salah satu bentuk pemolaan pengaruh yang sistematis. Agar pemolaan ini efektif maka pendidikan memerlukan kecakapan dalam psikologi pendidikan. Oleh karena itu, psikologi pendidikan akan efektif melaksanakan pembelajaran jika berpedoman juga pada dua prinsip yaitu:
1.      Memberi perhatian pada bagaimana cara belajar bukan pada untuk apa belajar.
2.      Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan pemahaman cara menyusun gagasan cara menguasai pelajaran yang sulit cara menangkap pikiran secara jelas melalui tulisan.
3.      Melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Setiap hari perlu memberi pertanyaan pertanyaan mendasar
4.      Peserta didik perlu dilatih untuk mau perpikir sendiri. Tigas pendidik adalah mengajari mereka cara perpikir dan memberi alat yang diperlukan untuk itu.
5.      Pendidik punya potensi untuk menjadi guru yang hebat. Jadi jika belum efektif dalam pembelajaran, yang perlu dilakukan pendidik adalam mempelajari psikologi pendidikan.
Beranjak dan prinsip ini dapat diambil makna bahwa dengan psikologi pendidikan, pendidikan akan memahami perananya yang sesungguhnya yaitu membuat peserta didik mau dan tahu bagaimana cara belajar.
Proses belajar bagi peserta didik dapat diibaratkan seperti ulat yang berada didalam kepompong. Semakin kuat seekor ulat berjuang didalam kepompong. Maka semakin menyebarlah zat zat yang diperlukan untuk membangun keindahan warna dan kekuatan untuk terbang jika ulat di dalam kepompong dipaksa keluar sebelum waktunya maka akan lahirlah kupu kupu yang tidak cantik dan lemah.
Semua peserta didik seyogyanya mendapat perhatian yang sama dalam pendidikannya. Mendapatkan pendidikan yang standar dari pendidikannya. Tidak jadi persekolah yang penting adalah kemampuan belajarnya standar dengan yang seharusnya.
Seorang pendidik memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat orang bernalar. Pendidik ahli ini tampil sebagai guru yang berpengalaman, efektif dalam menyelesaikan berbagai persoalan didalam kelas.
Hasil penelitian tentang pengaruh guru terhadap kehidupan siswa, menunjukan bahwa kualitas hubungan guru dan siswa memberi pengaruh signitifkan di dalam berbagai bidang kehidupan siswa.
         Tujuan akhir pendidikan adalah terbentuknya karakter  the end of ducation is character. Yaitu mengetahui yang benar dan bertindak mulia. Dengan demikian pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat membangun karakter
2.2  Manfaat Penerapan Psikologi Pendidikan Dalam Mengajar
Adapun beberapa manfaat penerapan psikologi pendidikan dalam mengajar adalah sebagai berikut:
1)       Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik siswa.
2)      Pemahaman alami aktivitas belajar di dalam kelas.
3)      Pembelajaran akan bervariasi karena adanya pemahaman perbedaan individual
4)      Memahami metode mengajar yang efektif digunakan sebagai pendidik & pengajar
5)      Pembelajaran akan menyenangkan karena guru bisa menghadirkan suasa yang menyenangkan bagi siswa tentunya dengan memperhatikan karakter dan kesukaan siswa
6)      Pembelajaran menjadi lebih efektif karena siswa antusias mengikuti proses pembelajaran

2.3  Manfaat Penerapan Psikologi Pendidikan Bagi Pendidik     
Adapun beberapa manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi guru/pendidik adalah sebagai berikut:
1)      Peka terhadap perilaku dan kebutuhan para peserta didik untuk belajar
2)      Mengembangkan diri sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada orang lain secara profesional
3)      Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memaksimalkan potensi belajar anak didik
4)      Mampu menganalisis kekurangan dan kelebihan dalam metode belajar mengajar baik terhadap diri sendiri maupun orang lain serta berupaya untuk terus memperbaikinya
5)      Guru mampu memahami problem anak didik dan sebab-sebab timbulnya problem.
6)      Guru dapat memahami faktor yang menjadi penyebab timbulnya mental tidak sehat & membantu memecahkannya.
7)      Membantu penyusunan kurikulum yang harus memperhatikan prinsip-prinsip psikologi.
8)      Pendidik lebih terbuka terhadap perbedaan individu
9)      Mengetahui metode mengajar yang efektif
10)  Memahami permasalahan anak didik
11)  Membantu dalam evaluasi belajar
12)  Meningkatkan kemampuan meneliti dan memahami karakter individu
13)  Mengarahkan pendidik dalam menangani anak-anak khusus
Santrok 2007 mengemukakan bahwa untuk menjadi guru yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal:
1)      Pengajaran yg efektif mensyaratkan agar guru menguasai secara utuh ilmu yang diajarkannya. Guru mudah terjebaj dalan pemikiran bahwa jika menguasai mata pelajaran, maka otomatis akan bisa mengajar dengan efektif.
2)      Memperluas perspektif. Guru harus yakin bahwa dirinya dapat menjadibguru yang efektif sebagaimana diinginkannya.
3)      Guru perlu menungkatkan diri secara terus menerus. Efektif antara lain menerut santrok adalah mempunyai selera humor membuat kelas menjadi menarik menguasai mata pelajaran menerangkan dengan jelas.

2.4  Manfaat Penerapan Psikologi Pendidikan Bagi Peserta Didik
Adapun beberapa manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi siswa/peserta didik adalah sebagai berikut:
1)      Mengerti hakekat belajar
2)      Meningkatkan kemauan dan niat untuk mencari dan mendapatkan ilmu.
3)      Mengenali naluri dan potensi belajar.
4)      Mengembangkan diri menjadi manusia pembelajar
5)      Bertekad untuk meningkatkan harkat dan martabat dirinya agar lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
6)      Pendidikan yang lebih demokratif  bagi siswa
7)      Membantu perkembangan kepribadian siswa melalui kegiatan ekstra/intra kurikuler
8)      Memberikan ruang bagi siswa untuk mengenali diri dan bakatnya

2.5  Hambatan Jika Tidak Menerapkan Psikologi Pendidikan Dalam Mengajar
Belajar adalah salah satu kebutuhan yang wajib terpenuhi bagi seorang manusia. Individu atau pribadi yang baik akan memanfaatkan waktu sebaiknya-baiknya untuk belajar. Belajar yang dimaksud adalah belajar yang diperuntukan dalam bidang akademik. Kedisiplinan, kerajinan, dan keulatan merupakan kunci sukses dalam belajar. Dalam kenyataannya, banyak ditemui masalah yang menjadi penghambat dalam proses belajar. Banyak hambatan yang ditemui dalam proses belajar, sehingga belajar terkesan menjadi sesuatu yang berat. Oleh sebab itu belajar menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan banyak yang merasa tertekan untuk menjalankannya.
Adapun faktor penyebab hambatan belajar secara internal adalah sebagai berikut:
       1)      Kondisi psikologis ketika belajar
Sebelum belajar sebaiknya persiapkan diri terlebih dahulu. Ketika sedang belajar, kondisikan diri dalam keadaan rileks dan siap untuk menerima pelajaran. Jika diibaratkan, kondisi ini sama dengan gelas kosong yang siap diisi dengan air. Bila kondisi gelas dalam posisi yang benar yaitu dalam keadaan tidak terbalik maka gelas air yang dikucurkan akan masuk ke dalam gelas. Sebaliknya, jika posisi gelas terbalik maka air yang dikucurkan tidak akan masuk ke dalam gelas. Posisi gelas yang benar disamakan dengan kondisi psikologis yang siap belajar, sehingga akan mudah untuk menerima ilmu. Kondisi gelas yang terbalik sama halnya dengan kondisi yang tidak siap untuk belajar, sehingga Anda akan sulit memperoleh ilmu ketika Anda memaksakannya untuk belajar.
       2)      Kejenuhan belajar
Kejenuhan akan menyebabkan kesulitan memahami suatu materi. kita membaca tapi sulit untuk mencernanya, kita mendengar namun hanya sebatas mendengarkan saja, tidak merekamnya dan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jadi, kita akan kesuliatan untuk konsentrasi ketika kondisi merasa jenuh. Tidak timbul kerjasama yang baik antara indera yang bekerja dalam belajar dengan otak.
       3)      Tidak merasa senang dengan subjek yang dipelajari
Munculkanlah perasaan senang ketika akan belajar. Ketika muncul perasaan tidak senang pada objek yang dipelajari maka tanpa sadar sudah mengarahkan atau menggerekan otak untuk menolak suatu subjek yang akan dipelajari.
       4)      Tidak mengetahui manfaat yang dipelajari
Setelah Anda merasa senang dengan suatu pelajaran, maka jangan berhenti disitu saja. Kita juga perlu mencari tahu manfaat yang akan diperoleh ketika mempelajari suatu materi pelajaran. Munculkan beberapa pertanyaan dalam diri, seperti apa yang akan saya peroleh dengan mempelajari materi ini? Apakah pengetahuan yang saya peroleh dapat bermanfaat untuk kehidupan Anda sehari-hari? Semakin banyak jawaban yang diperoleh maka akan membangkitkan motivasi.
       5)      Tingkat intelektualitas
Faktor ini tidak mutlak menjadi penghambat dalam belajar. Setiap manusia yang dilahirkan membawa senjata berfikir yang sangat luar biasa. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan intelektualitas. Hambatan yang satu ini dapat diatasi dengan ketekunan dan kerajinan.

Adapun hambatan eksternal belajar yaitu:
1)      Faktor lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang. Lingkungan juga berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Lingkungan yang kondusif akan membantu memahami materi pelajaran.
2)      Guru yang kurang baik
Guru yang baik dapat diartikan bukan guru yang jenius. Terkadang Anda mendapati guru yang katanya sangat pintar. Ada beberapa siswa yang merasa kesulitan mengikuti guru yang terlalu pintar dikarenakan guru tersebut hanya berbicara sendiri dengan papan tulis. Guru yang baik adalah guru yang mampu mentransfer ilmu kepada anak didik,sehingga anak didik tersebut mampu memahami suatu materi.
3)      Bahan materi tidak memadai
Proses belajar akan terhambat apabila terjadi ketiadaan sumber materi. Ketika akan mempelajari suatu materi maka sumber dari materi tersebut harus tersedia. Bahan materi dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya media masa, buku, internet dan para pakar yang kompeten dengan materi yang akan dipelajari.
4)      Tingkat kesukaran subjek yang dipelajari
Ini adalah sesuatu hal yang relatif, apa yang Anda rasa sulit belum tentusama dengan apa yang dirasakan oleh teman Anda. Oleh sebab itu, jika mengalami kesulitan dalam belajar sebaiknya segera kosultasikan dengan guru atau teman yang lebih memahami subjek atau materi yang Anda rasa sulit.
5)      Faktor ekonomi
Banyak diantara suadara kita yang mengalami kesulitan ekonomi namun memiliki semangat tinggi untuk belajar namun terkendala oleh faktor ekonomi. Maka, bagi Anda yang memiliki kehidupan berkecukupan jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan belajar yang didapatkan.

 Dengan mengenal semua hambatan-hambatan tersebut maka guru dituntut untuk dapat mengatasinya saat proses pembelajaran berlangsung. Hal itu bisa diatasi dengan psikologi pendidikan, namun jika psikologi pendidikan tidak diterapkan saat mengajar maka hambatan lain yang akan terjadi adalah:
           1)      Tidak tercapainya tujuan pembelajaran
           2)      Proses belajar mengajar tidak berlangsung baik, efektif dan menyenangkan
           3)      Terjadi pendiskriminasian terhadap siswa
           4)      Guru tidak dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
           5)      Guru tidak dapat memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Karena dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
           6)      Guru tidak dapat memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
           7)      Guru tidak dapat memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
           8)      Tidak dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
           9)      Tidak dapat berinteraksi secara tepat dengan siswanya
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
1         10)  Tidak dapat menilai hasil pembelajaran yang adil
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan lingkungannya dalam proses pembelajaran.
Manfaat penerapan psikologi pendidikan dalam mengajar yaitu Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik siswa, pemahaman alami aktivitas belajar di dalam kelas, pembelajaran akan bervariasi karena adanya pemahaman perbedaan individual, memahami metode mengajar yang efektif digunakan sebagai pendidik & pengajar, membelajaran akan menyenangkan karena guru bisa menghadirkan suasa yang menyenangkan bagi siswa tentunya dengan memperhatikan karakter dan kesukaan siswa, pembelajaran menjadi lebih efektif karena siswa antusias mengikuti proses pembelajaran.
Manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi pendidik yaitu: peka terhadap perilaku dan kebutuhan para peserta didik untuk belajar, mengembangkan diri sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada orang lain secara profesional, mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memaksimalkan potensi belajar anak didik, guru mampu memahami problem anak didik dan sebab-sebab timbulnya problem dll.
Hambatan jika tidak menerapkan psikologi pendidikan dalam mengajar yaitu: tidak tercapainya tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar tidak berlangsung baik, efektif dan menyenangkan, terjadi pendiskriminasian terhadap siswa dan guru tidak dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

3.2  Saran
           Supaya proses pembelajaran dapat berlagsung dengan baik dan terjadi keseimbangan antara pihak pendidik dan peserta didik maka perlulah dikaji dan dipelajari lebih dalam mengenai psikologi pendidikan.




DAFTAR PUSTAKA
Milfayetti, Sri,  Anita Yus dkk.2015. Psikologi Pendidikan .Medan:PPs Unimed
Purwanto, Ngalim.1990.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Santtrock, John W.2008, Psikologi Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
diakses pada Senin, 13 Februari 2017 Pukul 17.00 WIB
diakses pada Senin, 13 Februari 2017 Pukul 17.15 WIB


Komentar