Makalah Perkembangan, Pengertian, Pentingnya, Pengembangan, dan Kegunaan Media Pembelajaran





MAKALAH DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
“Perkembangan dan Pengertian Media Pembelajaran”

Disusun oleh :
Kelompok 2
Tania Angreini               (2161111044)
Tri Handayani                (2161111046)
Tri Lande                       (2161111047)
Ulfa Afriandini              (2161111048)

Kelas: Reguler B 2016

Dosen Pengampu: Diah Eka Sari, S.Pd. M.Pd.


 

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017


KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi, baik yang memberikan sumbangan materi maupun sumbangan pikiran dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia semester 3, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik berupa pengetahuan maupun pengalaman kepada para pembaca.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya kepada ibu Diah Eka Sari selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia demi menyempurnakan tugas ini kedepannya.


Medan, September 2017
             Penyusun


                                                                                                                           Kelompok  2











DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR        ................................................................................................ i
DAFTAR ISI     ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN    ............................................................................................... 1  
       1.1 Latar Belakang          ................................................................................................. 1
       1.2 Rumusan Masalah     ................................................................................................. 1

             1.3  Tujuan Penulisan     ....................................................................................... ........... 2
BAB II PEMBAHASAN     ................................................................................................ 3
              2.1  Perkembangan dari Media Pembelajaran   .................................................... ........... 3
              2.2  Pengertian Media Pembelajaran   .............................................................................. 6
              2.3  Perlunya Media Pembelajaran   ................................................................................. 7
              2.4  Pengembangan Media Pembelajaran    ..................................................................... 8
              2.5  Kegunaan Media Pembelajaran       .......................................................................... 9

BAB III PENUTUP   .......................................................................................................... 10
  3.1  Kesimpulan    ............................................................................................................ 10
  3.2  Saran    ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA    ......................................................................................... ........... 12











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyedian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004).
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran. Dengan demikian, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas.

1.2  Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
a.       Bagaimana perkembangan media pembelajaran?
b.      Apa pengertian dari media pembelajaran ?
c.       Mengapa media pembelajaran diperlukan?
d.      Bagaimana pengembangan media pembelajaran ?
e.       Apa saja kegunaan dari media pembelajaran.

1.3  Tujuan Penulisan
      Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan seputar:
                  1. Perkembangan dari media pembelajaran 
                                    2.  Pengertian media pembelajaran.
                                    3. Perlunya media pembelajaran.
                  4.  Pengembangan media pembelajaran.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Perkembangan dari Media Pembelajaran
            Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang – dengar. Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar (Teaching Aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar dan daya ingat siswa dalam belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA). Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 12 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling kongkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama ”Kerucut Penglaman” (Cone of Experience).
Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.
Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas (12) tingkatan. Tingkatan yang paling tinggi adalah pengalaman yang paling konkret.
Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstrak. Adapun kedua belas tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Direct Purposeful Experiences: Pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan lingkungan, obyek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara perbuatan langsung.
2.      Contrived Experiences: Pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model, benda tiruan, atau simulasi.
3.      Dramatized Experiences: Pengalaman yang diperoleh melalui permainan, sandiwara boneka, permainan peran, drama soial.
4.      Demonstration: Pengalaman yang diperoleh dari pertunjukan.
5.      Study Trips: Pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata.
6.      Exhibition: Pengalaman yang diperoleh melalui pameran.
7.      Educational Television: Pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan.
8.      Motion Pictures: Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup, dan bioskop.
9.      Still Pictures: Pengalaman yang diperoleh melalui gambar mati, slide, dan fotografi.
10.  Radio and Recording: Pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman suara.
11.  Visual Symbol: Pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat seperti grafik, bagan, dan diagram.
12.  Verbal Symbol: Pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata.


Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan.
Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran, belum mendapat perhatian khusus. Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran.
Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya Teaching Machine  (mesin pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
Pada tahun 1965-1970 , setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Pada dasarnya pendidik dan ahli visual menyambut baik perubahan ini. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian ada yang lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian audio, media cetak, dan sebagainya. Sehingga dari sinilah lahir konsep media pembelajaran.






2.2  Pengertian Media Pembelajaran
     Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun secara terminologi (istilah),beberapa tokoh mengemukakan pengertian media pembelajaran sebagai berikut:
1.      Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang  membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
2.      Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
3.      Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
4.      Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.      Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, vidio dan sebagainya,
6.      Heinich dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk yang dapat dimanfaarkan atau dipergunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi, informasi, dan pesan dalam proses pembelajaran baik berupa teks, audio, visual, proyeksi gerak, tiruan, maupun manusia untuk mendorong terjadinya proses belajar yang menarik, menyenangkan, efektif, dan efisien.


2.3  Perlunya Media Pembelajaran
     Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi pengembangan potensi peserta didik, secara optimal.
Hal ini disebabkan karena potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media atau sarana dan prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan. Dengan keterbatasan yang dimiliki, manusia seringkali kurang mampu menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum pernah terekam dalam ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi belajar mengajar yang demikian, diperlukan media pendidikan yang memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam menangkap pesan-pesan pendidikan yang disampaikan.
Oleh karena itu, semakin banyak peserta didik disuguhkan dengan berbagai media dan sarana prasarana yang mendukung, maka semakin besar kemungkinan nilai-nilai pendidikan mampu diserap dan dicernanya.















2.4  Pengembangan Media Pembelajaran
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu, semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.
Karena belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1.      Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2.      Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3.      Bahan ;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan, pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4.      Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
5.      Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, dan sebagainya.
6.      Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Bahan dan  alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.


2.5  Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1.       Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2.       Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3.       Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4.       Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
5.       Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman  dan menimbulkan persepsi yang sama.
  






BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas (12) tingkatan yaitu: 1)Direct Purposeful Experiences; 2)Contrived Experiences; 3)Dramatized Experiences; 4)Demonstration; 5)Study Trips; 6)Exhibition; 7)Educational Television; 8)Motion Pictures; 9)Still Pictures; 10)Radio and Recording; 11)Visual Symbol; dan 12)Verbal Symbol.
Media pembelajaran adalah segala bentuk yang dapat dimanfaarkan atau dipergunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi, informasi, dan pesan dalam proses pembelajaran baik berupa teks, audio, visual, proyeksi gerak, tiruan, maupun manusia untuk mendorong terjadinya proses belajar yang menarik, menyenangkan, efektif, dan efisien.
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi pengembangan potensi peserta didik, secara optimal.
Secara umum media mempunyai kegunaan yaitu: 1)memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2)mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra; 3)menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; 4)memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya; dan 5)memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman  dan menimbulkan persepsi yang sama.






3.2  Saran
Sebaiknya sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang nantinya akan menjadi seorang guru, kita perlu untuk mengerti serta memahami penggunaan media dalam proses pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar nantinya setelah menjadi seorang guru kita dapat menentukan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dan saran kami terhadap guru-guru yang ada di Indonesia adalah agar dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan sehingga motivasi belajar siswa menjadi lebih meningkat agar membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam bidang pendidikan di Indonesia.























DAFTAR PUSTAKA

Yuhdi, Achmad dan Diah Eka Sari. 2017. Desain Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Medan.
Sadiman, Arif S. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Omar, Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: BumiAksara
http://goeroendeso.wordpress.com/2009/02/07/peranan-media-pembelajaran/ (diakses pada Rabu, 30 Agustus 2017 pukul 19.00 WIB)
http://gladie-kun.blogspot.com/2009/10/media-pembelajaran-ict.html (diakses pada Rabu, 30 Agustus 2017 pukul 19.13 WIB)











Komentar